suku Krui |
Orang Krui termasuk ke dalam golongan masyarakat Lampung yang beradat Saibatin, seperti yang dilaksanakan oleh masyarakat Lampung Peminggir lainnya.
Bahasa yang diucapkan oleh masyarakat suku Krui ini adalah bahasa Lampung Umung (Lampung Cawo) atau disebut sebagai dialek Api.
Masyarakat suku Krui ini dikatakan berasal dari Paksi Pak Tungkok Pedang, yang berasal dari masa sebelum adanya Paksi Skalabrak. Setelah Paksi Pak Skala Brak berdiri, Paksi Pak Tungkok Pedang membubarkan diri dan pindah ke daerah Ranau Komering Ulu. Dari wilayah ini keturunan Paksi Tungkok Pedang melanjutkan perjalanan ke daerah Lampung. Sebagian menuju daerah pantai dan beradat Peminggir, sedangkan lainnya menuju daerah pedalaman melanjutkan tradisi adat Pepadun yang dibawa dari Skalabrak.
pakaian adat suku Krui |
Pada masa penjajahan Belanda wilayah adat Ulu Krui diperintah oleh keturunan Rakihan Sakti. Tetapi pemerintahan ini terlalu lemah sehingga pada tahun 1928 ketika pembentukan marga marga oleh pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1930, Ulu Krui berbentuk Marga. Atas dukungan dari Suntan Akbar Sukau, Marga Ulu Krui dipimpin oleh Japilus.
Setelah Indonesia merdeka, eks Kewedanaan Krui kembali ke pangkuan Ratu Pak di Lampung. pada tahun 1966 Abdullah Syurkati Buay Bulan dan Buay Aji mengambil hak ulayat warisan nenek moyang mereka Tanah Ulu Krui. Sejak saat itu Ulu Krui menjadi desa dibawah pimpinan Kepala Desa H. Khaliq, dengan wilayah meliputi;
1. Suka Raja (Gedung Cahya).
2. Suka Marga (Kamal).
3. Kampung Baru dan sebagian daerah Kejadian.
Atas jasa masyarakat Krui dalam mewarnai adat budaya Lampung, Gubernur Lampung Zainal Abidin Pagar Alam merenovasi total masjid tua dekat Balai Kratun Ulu Krui di Sukaraja-Ulu Krui, yaitu Masjid Nurul Iman, Krui di Sukaraja Pekon Ulu Krui.
Masyarakat suku Krui sebagian hidup pada bidang pertanian, mereka menanam lada, kopi dan cengkeh sebagai sumber penghasilan mereka.
sumber:
- ulukrui-waykrui.blogspot.com: ulu krui perwatin telu
- wikipedia
- foto: saliwanovanadiputra.blogspot.com
- dan sumber lain
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,