suku Aimol |
kain tenun suku Aimol |
Suku Aimol berbicara dalam bahasa Aimol, yang merupakan kelompok Tibeto-Burman, cabang dari rumpun bahasa Kuki-Chin. Saat ini mayoritas masyarakat suku Aimol adalah penganut agama Kristen.
Asal-usul suku Aimol tidak diketahui secara pasti berasal dari mana. Hanya dapat ditelusuri dari beberapa tradisi yang berkaitan dengan asal-usul dari nyanyian tradisional dalam bentuk cerita rakyat yang diteruskan sebagai cerita kepada anak-anak mereka dari generasi ke generasi.
Beberapa versi cerita rakyat tentang asal-usul suku Aimol.
- Versi I: Menurut cerita, pada awalnya mereka hidup di dalam gua. Mereka keluar dari sebuah gua besar. Mereka menganggap diri mereka sebagai manusia gua (Caveman). Banyak dari mereka yang terbunuh oleh harimau yang menunggu di mulut gua, pada saat mereka ingin berburu atau mencari makanan. Hal ini mengkhawatirkan mereka akan membuat komunitas mereka berkurang. Akhirnya, seorang wanita merenungkan hal ini dan menenun kain dengan warna yang sama dengan harimau itu. Seorang laki-laki pemberani dari gua mengenakan kain yang mirip dengan corak tubuh harimau dan keluar dari gua. Harimau tidak menyerang laki-laki ini dan laki-laki ini langsung membunuh harimau dengan tombak dan pedang. Dengan demikian orang-orang bisa keluar dari gua dan mulai tinggal ke beberapa tempat yang lebih aman. Sang perempuan yang bisa menenun pakaian mirip harimau yang sangat indah ini pun dikenal luas. Pakaian tradisional warna harimau tersebut dikenal sebagai "Ponchial" yang tetap dianggap sebagai salah satu hadiah paling berharga bagi pengantin Aimol dan sebagai hadiah balik sang pengantin menyajikan selendang tradisional untuk sang ayah dalam hukum sebuah upacara pernikahan seorang putra.
- Versi II: Roung leh Waisua: Menurut tradisi ini, orang-orang datang dari Roung leh Waisua. "Roung" adalah sebuah lembah yang dalam, terletak di antara dua bukit atau pegunungan dan "Waisua" berarti sungai. Orang-orang datang di sepanjang sungai yang dipenuhi ular dan binatang berbahaya. Mereka mengikuti sungai menuju utara dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik. Hal ini diyakini bahwa matahari muncul dari sisi selatan, tempat Ruong leh Waisua. Berdasarkan cerita ini, mereka percaya bahwa mereka berasal dari selatan.
- Versi III: Raim leh Waisua: Makna "Raim" adalah suku-suku dan "Waisua" berarti kerumunan. Menurut pandangan tradisional bahwa mereka telah hidup dalam kelompok suku-suku. Telah dikatakan bahwa mereka tidak bisa lagi hidup di tempat ini. Jadi mereka keluar dari tempat ini ke arah utara dengan harapan menemukan tempat yang lebih baik dan lebih baik untuk kediaman mereka. Mereka telah menandai pohon-pohon lokal yang dikenal sebagai mook dan menanam pisang di mana pun mereka pergi dan tinggal sebagai orang asing. Mereka mengatakan kepada orang-orang yang tersisa untuk melihat tanda pada pohon mook (mook kung) dan pisang untuk mengikuti mereka. Berdasarkan cerita ini, mereka pun meyakini bahwa orang Aimol dahulu tinggal di sebuah tempat yang dikenal sebagai Khokhengjol dan Khodamjo dan kemudian pindah ke Rungrelbung.
gadis suku Aimol |
Suku Aimol pada umumnya hidup pada bidang pertanian, pada pola tebang dan bakar pertanian.
sumber:
- english wikipedia
- ethnologue.com
- e-pao.net: foto
- e-pao.net: foto
- dan sumber lain
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,