Suku Dompu, Nusa Tenggara Barat

masyarakat Dompu
Suku Dompu, adalah salah satu suku yang terdapat di pulau Sumbawa kabupaten Dompu provinsi Nusa Tenggara Barat. Populasi suku Dompu diperkirakan lebih dari 80.000 orang.

Suku Dompu di pulau Sumbawa, tersebar di 4 kecamatan, yakni kecamatan Huu, kecamatan Dompu, kecamatan Kempo dan kecamatan Kilo. 
Selain suku Dompu yang mendiami pulau Sumbawa, terdapat beberapa suku lain yang juga hidup dan tinggal di pulau Sumbawa ini, yaitu suku orang Bima, Donggo dan Sasak yang juga merupakan suku asli Nusa Tenggara Barat. Selain itu ada juga beberapa suku pendatang, yaitu suku Melayu, Bugis, China, Arab, Bali dan Timor. 

Orang Dompu berbicara dalam bahasa Dompu, yang kadang disebut juga sebagai bahasa Nggahi Mbojo.

Menurut cerita asal-usul Dompu, dahulu kala di daerah ini merupakan salah satu daerah bekas kerajaan, yaitu Kerajaan Dompu. Kerajaan Dompu diperkirakan merupakan salah satu kerajaan tua. Arkeolog dari Pusat Balai Penelitian Arkeologi dan Purbakala, Sukandar dan Kusuma Ayu, dari hasil penelitiannya menyimpulkan Kerajaan Dompu, adalah merupakan salah satu kerajaan tua di wilayah timur Indonesia.

Berdasarkan catatan sejarah di Dompu, sebelum adanya kerajaan di daerah Dompu ini, telah ada beberapa kepala suku yang disebut sebagai “Ncuhi” (Raja kecil).
Pada masa itu ada 4 orang Ncuhi yang berkuasa, yaitu:
  • Ncuhi Hu`u yang berkuasa di daerah Hu`u (sekarang kecamatan Hu`u) 
  • Ncuhi Soneo yang berkuasa di daerah Soneo dan sekitarnya (sekarang kecamatan Woja dan Dompu). 
  • Ncuhi Nowa berkuasa di Nowa dan sekitarnya. 
  • Ncuhi Tonda berkuasa di Tonda (sekarang wilayah desa Riwo kecamatan Woja Dompu). 
Dari keempat Ncuhi tersebut yang paling terkenal adalah Ncuhi Hu`u.

Masyarakat suku Dompu sebagian besar memeluk agama Islam. Sedangkan sebagian kecil ada juga yang memeluk agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu dan Budha.
Para ulama bagi masyarakat suku Dompu, merupakan golongan masyarakat yang dianggap terhormat dan terpandang, selain itu ada golongan masyarakat yang terdidik dan memiliki ekonomi yang baik juga dianggap sebagai orang terhormat.

Uma Jompa
(lumbung padi)
Uma Panggu-Uma Ada
Suku Dompu memiliki bangunan rumah tradisional, yaitu Uma Jompa dan Uma Panggu. Uma Jompa berfungsi sebagai lumbung padi. Sebenarnya Uma Jompa ini tidak hanya suku Dompu yang memilikinya, masyarakat Bima juga memiliki Uma Jompa yang bahkan lebih banyak dari yang ada di wilayah Dompu.
Sedangkan Uma Panggu, rumah yang terbuat dari kayu atau papan, yang berbentuk panggung. Uma panggu dapat dibedakan atas jenis konstruksinya, yaitu Uma Ceko yang merupakan rumah asli Dompu dan Uma Pa’a Sakolo yang dibawa masyarakat migran Bugis yang dibangun di daerah pesisir

Salah satu kerajinan budaya, yang terkenal dari Dompu, adalah kain tenun Muna, yaitu kain songket Dompu. Biasanya kain songket Dompu ini dikerjakan oleh pihak perempuan. Kain tenun Dompu ini sudah terkenal karena keindahan dan kehalusan kainnya.

Suku Dompu pada umumnya hidup pada bidang pertanian. Tanaman padi yang ditanam di sawah menjadi tanaman penting dan utama bagi mereka. Mereka juga menanam berbagai tanaman lain, seperti sayuran, buah-buahan serta beberapa tanaman keras di kebun milik mereka. Sektor perikan juga menjadi kegiatan mereka. Profesi lain adalah sebagai pedagang dan menjadi pegawai negeri.

sumber:
sumber lain dan foto:

26 comments:

  1. Maaf, info yang dimuat dalam blog ini kurang tepat. sebenarnya tidak pernah ada yang namanya suku Dompu. yang ada hanyalah suku Mbojo yang terdiri atas masyarakat Donggo, Bima, dan Dompu. secara bahasa dan kultur, ketiga entitas masyarakat ini sama, bukan hanya mirip! Jadi tidak bisa dipisahkan menjadi suku Bima dan Dompu.
    Saya adalah orang Dompu asli. Jika info yang anda tulis dalam blog ini benar, harap berikan buktinya. terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf juga ya. Justru dalam ENSIKLOPEDIA SUKU BANGSA DI INDONESIA, Drm Zultani Hidayah, 1997 TIDAK ADA YANG NAMANYA SUKU MBOJO, yang ada SUKU BIMA, dan sumbernya adalah DEPDIKBUD, 1978. Mungkin dalam oenywbutan bahasa daerah baru berarti suku Mbojo atau dou Mbojo atau lebih jelas MASYARAKAT YANG MENDIAMI DANA (WILAYAH) MBOJO (BIMA).
      Bahasa daerah. Bhs. Indonesia
      dou Mbojo = Orang Bima
      dou 'Dompu = Orang Dompu

      Demikuan,
      Jangan keluru lagi ya !!!

      Delete
  2. Betul sekali. Bahkan di dompupun memakai bahasa bima atau biasa di sebut nggahi mbojo. Karna bahasa bima juga sudah resmi, dan aksara bahasa/tulisannya ada yaitu aksara bima (mbojo).

    ReplyDelete
  3. Dou dompu dan ngahi so
    Pu sudah ada sejak masa animise,suku dou dompu berbeda dengan suku dou mbojo, begitu pula bahasa, walau banyak kemiripian

    ReplyDelete
  4. Dou dompu dan ngahi so
    Pu sudah ada sejak masa animise,suku dou dompu berbeda dengan suku dou mbojo, begitu pula bahasa, walau banyak kemiripian

    ReplyDelete
  5. Apa perbedaan bahasa Bima dan Dompu ?

    ReplyDelete
  6. Sebaliknya broo
    Bukti Dompu adalah suku Mbojo atau suku Bima ada ?
    Bisa dijelaskan supaya saya mengerti
    Bung Alan Malingi, intinya bukan di perbedaannya. Intinya pada mengapa Bahasa orang Dompu dusebut BAHASA BIMA ?
    Wara bukti na ro doy Dompu tana o na nuntu di dou Mbojo
    Dan Mengapa dou Dompu yang telah dibuktikan oleh Arkeolog sebagai Kerajaan TERTUA di wilayah Timur menggunakan bahasa Bima
    Bagaimana ceritanya ya ?
    Saya pingin tau SEJARAHNYA

    ReplyDelete
  7. Pertahankan pendapat anda Proto Malayan.
    Dou Dompu memang tidak terbiasa disebut sebagai suku Dompu.
    Tetapi dou Dompu memiliki karakter, identitas, tradisi, wilayah, turunan sendiri yang tidak ada kaitannya dengan suku lain. Dari beberapa ciri khasnya dou Dompu adalah sebuah etnis tersendiri karna dou Dompu sejak berabad abad yang lampau telah mendiami wilayahnya sendiri dengan bahasanya sendiri
    Masa trus dou Dompu DIMASUKKAN atau DINAMAKAN sebagai SUKU PENDATANG ??? Dari mana LOGIKANYA ????

    ReplyDelete
  8. Bahasa Dompo/dompu dan bima sekarang adalah bahasa dompu asli sedangkan bahasa bima yg asli adalah bahasa donggo dan sambori, donggo dan sambori adalah suku tertua di kab. Bima

    ReplyDelete
  9. Suku mbojo asli adalah sambori dan donggo,dompu adalah kerajaan tertua di indonesia timur, baca sumpah palapa tdk ada disebut bima,bima baru ada stelah majapahit menundukan dompo, artix bima adalah kerajaan yg dibentuk oleh majapahit wajtu itu

    ReplyDelete
  10. Sampai bukti baru belum di temukan maka tidak ada itu yg namanya suku Dompu, karena yg ada itu hanya suku Mbojo.

    ReplyDelete
  11. Wow anda sangat pintar... Demi kepuasan kelompok anda mengutak atik kebnaran sejarah... Sebaiknya anda belajar lagi

    ReplyDelete
  12. Dapat di lihat dari samanya bahasa serta budaya, Dompu dan Bima berasal dari satu suku yang sama yaitu Suku Mbojo, Bima dan Dompu adalah dua kerajaan kembar yang tidak bisa jauh dari satu alur kesejarahannya. Kultur Bima dan Dompu adalah Mbojo, namun saya melihat ada beberapa kesalahan dalam pengertian Dou Mbojo yang selalu di identikkan dengan Bima. Tidak ! menurut saya itu sangat salah, sebab Dou Mbojo meliputi seluruh Suku Mbojo, entah itu dari Dompu maupun dari Bima.
    Mulai dari historis kerajaannya, Raja-raja Dompu berasal dari satu keturunan Raja Bima, masih mempunyai pertalian darah yang sama, secara genealogi seperti yang dibahas oleh Profesor Truhart dalam Regent Of Nations Vol.3 Asia & Pacific Oceania, Raja Dompu pertama adalah anak dari Raja Bima. Tahun 1961 M. Jauffret merekam Silsillah raja Dompu atas keterangan Sultan Dompu yang terakhir, tak lain adalah Sultan Tajul Arifin II (1947-1955). Dari keterangan tersebut bahwa Raja Dompu pertama Batara Dompu Indra Kumala anak dari Sang Bima. Bisa dipastikan bahwa Indra Kumala adalah adik dari Indra Zamrut Raja Bima, yang bersumber dari manuskrip lama kesultanan Bima.
    Sebelum pengidentifikasian Dompu paska letusan gunung Tambora oleh seorang Botani asal Swiss bernama Heinrich Zollinger tahun 1847 dalam bukunya “Verslag Van Eene Reis Naar Bima En Soembawa: En Naar Eenige Plaatsen Op Celebes, Saleijer En Floris” yang diterbitkan tahun 1850. Namun Dompu pertama kali di identifikasi dan di tulis oleh seorang guru besar bahasa dan ethnografi Belanda bernama Philippus Pieter Roorda van Eysinga.

    ReplyDelete
  13. Tentang paska letusan Tambora sangat banyak tercatat dan lengkap tentang Dompu oleh Heinrich Zollinger pada tahun 1847, sepulangnya dari Tambora Zollinger melewati Dompu, dia melihat sawah-sawah yang kering serta keadaan yang cukup parah, di kutip dari Profesor Helius Sjamsuddin, Dompu dalam pandangan Zollinger saat membandingkannya dengan Bima, “dalam bahasa dan agama, rakyat Dompu sama dengan Bima. Hanya bedanya orang Dompu kurang rajin dibandingkan dengan orang Bima” . tulis Profesor Helius Sjamsuddin dalam Memori Pulau Sumbawa.
    Berkurangnya rakyat Dompu paska Tambora membuat penduduk Dompu sangat sedikit dari waktu ke waktu semakin berkurang karena kelaparan, sakit dan pindah. Hingga terjadilah gelombang migrasi besar orang Bima yang menempati Dompu. Juga menurut Zollinger hubungan kekerabatan Dompu dan Bima terjadi melalui perkawinan. “Terbentuklah komunitas-komunitas Bima di Dompu yang lambat laun akhirnya menjadi orang-orang Dompu” . Kata Profesor Helius Sjamsuddin.
    Orang-orang Bima dari waktu ke waktu terus berdatangan menempati wilayah Dompu, karena luas wilayah dan tanahnya yang subur, kedatangan orang Bima di Dompu juga karena tradisi Kanggihi (mencari tanah subur untuk bercocok tanam), mereka menemukan tanah yang tepat hingga menetap dan beranak pinak. “Terjadi interaksi yang relative intensif antara penduduk Dompu dan penduduk Bima. orang –orang Bima datang menetap di Dompu” , tulis Zollinger.

    ReplyDelete
  14. Dalam catatan Jeneli Dompu terakhir bernama M. Azis Saleh (Bapa Ntero) yang di salin oleh Profesor Helius Sjamsuddin yang juga merupakan sejarahwan Dompu pada tahun 1959 ketika sedang melakukan penelitian dan pengumpulan bahan-bahan Sejarah Dompu, catatan tersebut berisi :
    “Sebab itu atas persetudjuan sultan Dompu dan Bima didatangkan rakjat kolonisasi (pembojong) dari Bima dengan sjarat rakjat itu mendjadi rakjat keradjaan Dompu. Karena itu bertambah djumlah kampung dan djiwa di Dompu: Bolonduru, Bolobaka, Montabaka, Rasana’ebaka, Belobaka, Buntju dll.”
    Juga pengalaman saya ketika melawat ke desa Wawonduru, Dompu. Pada akhir Juni kemarin, menemukan satu hal yang sangat menarik, yaitu ternyata leluhur mereka di Desa Wawonduru berasal dari Wawo, Bima. dan itu sangat lantang di jelaskan oleh Haji Ahmad, salah satu tokoh tertua di Wawonduru, bahwa leluhur mereka berasal dari Wawo.
    Bima dan Dompu sangat dekat hubungan kekerabatannya, hingga budaya dan tradisi Dompu sangat mirip dengan Bima. Namun ada beberapa postingan di media sosial yang sangat menggelitik bagi saya, yaitu tentang Rimpu yang dikatakan berasal dari Dompu. Mengenai asal usul Rimpu itu sendiri menurut saya bukan berasal dari Dompu maupun Bima, tradisi Rimpu tercipta oleh komunitas masyarakat kampung Melayu yang kemudian berakulturasi dengan budaya lokal Bima. Adapun pengenakan Rimpu di Dompu itu tak lain di bawa oleh masyarakat Bima dulunya.
    Dalam hal ini tulisan saya bukan untuk menegaskan bahwa Dompu dan Bima berbeda, tulisan di atas coba saya jabarkan melalui data-data yang bisa di pertanggung jawabkan untuk menjadi kajian bersama, bagi saya keduanya tetap satu ethnik (Mbojo). Sayapun sangat mendukung jika ada sejarahwan Dompu yang coba menyusuri asal usul Dompu sesuai dengan literatur yang dapat di pertanggung jawabkan untuk menjadi proses pembelajaran bersama

    ReplyDelete
  15. Suku dompu haha.. Supaya mau di kenal di daerah lain ya, kerena dirantauan cuma bima dikenal.

    ReplyDelete
  16. mana tdi yg mengklaim diri nya suku dompu kok ngak keliatan,

    ReplyDelete
  17. 1.suku asli yang mendiami daerah bima/mbojo itu apa?soalnya sampai sekrng masih dipertanyakan?
    2.pengkelaiman atas sejara masih ngambang dan tidak masuk akal?saya kasih 1 contoh putri Putri Tasi Sari Naga.mana ada manusia nikah sama naga.logikanya jangnkan sama naga yg belum jls asal usulnya..sama kambing aja biar di tutu dae sampai kiamat nggk akan lahir anak manusia..

    ReplyDelete
  18. Para sejarahwan tidak mungkin menamakan dompu sebagai suku Mbojo jika tidak didasari dengan penelitian yang dalam.

    ReplyDelete
  19. Apa itu Mbojo ?
    Dana ma babuju
    Atau Bojo ne Bima
    Di mana itu Mbojo ?
    Mbojo awalnya nama sebuah wilayah dalam kerajaan Bima, kemudian secara POLITUK menjadi nama WILAYAH BIMA, sehingga disebut DANA MBOJO atau dalam bahasa Indinesia TANAH BIMA. ,
    Siapa ORANG BIMA? yang dalam bahasa daerah adalah DOU MBOJO, adalah dou atau MASYARAKAT YANG MENDIAMI WILAYAH BIMA atau. Apa sebutan oemumpinnya? Raja atau sultan Bima atau dalam bahasa daeeah SANGAJI MBOJO.

    Naaaah, itulah PERBEDAAN ORANG BIMA (DOU MBOJO) dengan ORANG DOMPU (dou 'DOMPU)
    dakam pengertian secara bahasa pun jelas bedanya.

    Lalu kaoan owngertuannya berybah seoerti :

    ORANG Bima ... DOU Mbojo
    ORANG dompu ... DOU 'Dompu
    menjadi :

    ORANG Bima ... DOU Mbojo
    ORANG Dompu ...DOU Mbojo

    Dalam ENSIKLOOEDIA SUKU DI INDONESIA hanya ada suku Dimou dan suku Bima.
    Nah pertanyaannya :

    KAOAN SUKU DOMOU DAN SUKU BUMA BERUBAH MENJADI SATU NAMA YAITU MBOJO.
    Sepertinya ada MERGER ya.
    Samontoku zaman MERGER BIMA DOMPU tahun 1942.
    Klo dulu merger negara, sekarang merger suku.

    Begini,
    Catatan zollinger tahun 1847, mengungkapkan bahwa DOMOU DAN BUMA DALAM HAK BAHASA, ADAT, DAN AGAMA SAMA.
    So, Kesamaan semuanya itu BUKAN KARENA MIGRASI OEMBOYONG di tahun 1934 seperti kata bp Nteri, tapi sudah terjadi jauuuuuh sebelumnya. Lalu sebenarnta AOA DAN KAPAN TERJADI KESAMAAN ?
    Next kita bahas lagi
    Salam SERUMPUN

    ReplyDelete
  20. Pak Almurozy Mursidan.
    Menjadi pertanyaan besar saya malah, sejak kapan suku Dompu berubah menjadi suku Mbojo. Seperti saya sampaikan dalam buku ENSIKLOPEDIA SUKU BANGSA DI INDONESIA bersumber dari Lapiran DepDikBud, 1989, tercantum suku Dompu dan suku Bima. Tudak ada malah suku Mbojo.
    Dompu dan Bima ini memang sama dalam hal BAHASA, ADAT, bahkan AGAMA. Tudak ada bukti otentik kedua kelompok masyarakat ini saling mengajarkan bahasa, selain catatan Zollinger yg menyatakan dua masyarakat dua kerajaan memiliki bahasa, adat,dan agama yang sama, dan bukti Literasi yang menyatakan sejak kaoan kedua kerajaan ini eksis. Dompu telah menjadi sebuah kerajaan yang dikenal di oulau Jawa pada abad 14, dan kerajaan Bima baru dibentuk abad 14.
    Di lain pihak dou Dompu oleh berbagai riset Arkeolog Denpasar sudah mendiami Dompu sejak zaman neolitik.
    Mungkin bapak sebagai orang Bima dalam hati menyadaru bahwa dou Dompu menggunakan bahasa yang sama dengan orang Bima, lalu masalahnya apa jika orang Dimpu menyatakannya sebagai bahasa Dompu, karena dou Dompu sudah menggunakannya dari generasi ke generasi, bahkan bisa jadi dari sejak dou Dompu lahir, karena tidak ada bahasa lain dari dou Dompu selaun bahasa yang orang Bima sebut sebagai bahasa Bima dan orang Dimpu sebut sebagai bahasa Dompu.
    Tentang penamaan suku, mengapa kemudian berubah menjadi Mbojo, sementara juka di Indonesiakan Mbojo itu berarti Bima, artinya dou 'Dompu ke mana dalam hal ini ?
    Karena stugma Mbojo itu mau sampai kapan oun tetao berarti Bima
    dou Mbojo
    Dana Mbojo
    Sangaji Mbojo

    Lao ESE Mbojo
    Pergi ke Bima
    dou atau suku Mbojo adalah dou atau orang yang berasak dari Dana (tanah) Mbojo (Bima)
    Jadi jika bernama Mbojo, HANYA MEWAKILI DOU (ORANG) YANG BERASAL DARI DANA (TANAH) MBOJO (BIMA)

    Demikian ...
    Salam SERUMPUN
    'Dompu-Mbojo

    ReplyDelete
  21. Belajar lagi ?
    Belajar apanya ?
    Tentang sejarah kerajaan Bima yang baru dubentuk abad 14 ?
    Atau tentang wadu Pa'a yang sampai sekarang belum kebaca, jadi ga tau yang tertulis apa, dan Henri Chamber Loir mengatakan Wadu Pa'a TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN SEJARAH KERAJAAN BIMA.Saya heran ya kaoan Bima terbentuk itu dijelaskan dengan gamblang dalam buku Kerajaan Bima dalam Sastra dan Sejarah, Bo Sangaji Kau, Sejarah Bima Dana Mbojo. Mengapa dubantah ya?
    Klo itu SALAH, di buku mana tertulis SEJARAH BERDIRINYA BIMA YANG BENAR.
    Prof Agus Aris Munandar itu Antropolog yang memberikan analisa sebagian berdasar kajian dari buku2 yang saya sebut di atas
    Tapi dibantah TANPA DATA PEMBANDING YANG JELAS.
    Pertanyaan saya tentang BAHASA BIMA BARU ITU DIBUAT ATAU DISERAP BELUM TERJAWAB.
    Mengapa disebut BARU mungkin bisa menjawab DARI MANA BAGASA BIMA BERASAK.
    Sebab Bahasa Dinggo dusebut sebagai bahasa asli Bima, karena Donggo adalah SUKU ASLI BIMA, Mbojo dusebut KELOMPOK PENDATANG, demikian Abdulkah Tayeb mengatakan dakam bukunya Sejarah Bima Dana Mbojo. Pertanyaan saya, PENDATANG DARI MANA YANG BAHASANYA SEPERTI ORANG DOMPU ? 😂

    ReplyDelete
  22. Zollinger 1850, hlm. 138, menulis :
    Sejarah Bima itu tidak langsung sampai masa sejarah yang benar. Bidangnya terbatas pada masa dongeng dan dicampurkannya secara hebat teadisi-tradisi yang berasal dari berbagai zaman dan beraneka ragam sumber. Nama Adam dan lain-lain yang sejenis jelas memperlihatkan tradisi Islam, sedangkan nama Ardjoena, Bima, Indra, Batara, dan lain-lain mencerminkan pengaruh Hindu atau Jawa.
    Menurut legenda tang masih hidup di tengah rakyat, raja-raja berasal dari seekor naga besar yang kawun dengan seorang dewa dan kemudian bertelor di nisa satonda. Telor-telor itulah yang melahirkan raja-raja Bima.
    Kalau legenda tersebut diperbandingkan dengan apa yang disampaikan secara TERTULIS di Dompu, bahwa KETURUNAN DEWA-DEWA DI JAWA (ANTARA LAUN DARI MOJO PAHIT) MENJADI RAJA, bahwa beberapa di antaranya meninggalkan pulau Jawadan berlabuh di nisa satonda, bahwa mereka akhirnya DUDUK DI DOMPO DAN MENJADI RAJA DI NEGERI ITU, maka di sinilah TERDAPAT PETUNJUK TENTANG CARA BAGAIMANA HAL SEBENARNYA TERJADI.
    Rupa-rupanya orang asli Donggo sampai sekarang ini, menyembah berhala, sebelum agama Uslam masuk ke pulau Jawa, sejumlah pelarian atau pengungsi Jawa tiba di nisa Satonda pada musum barat. Pulau itu justru sebuah tempat persinggahan yang cocok dalam perjalanan dari pulau Jawa ke timur. Namun pulau itu tudak ada air tawar pada musim kemarau. Maka orang itu menyeberang ke daratan dan menetap di DAERAH YANG PALUNG INDAH DAN SUBUR, YAITU DOMPU. Orang yang darang daru Jawa itu rupanya bernama sang Bima atau Maharaja atau Dewa. Putra sulungnya bernama Indra Komala, menjadi raja di Dompu, sedangkan putra bungsunya bernama Indra Djamrud pergi ke Bima menjadi raja di situ. Raja Bima sekarang ini menganggao diri sebagai keturunannya. Pada hematku, itulah cara paling memuaskan untuk menerangkan beberapa bekas pengaruh Hindu yang tampak dalam tradisi Bima.
    (Henri Chamber Loir dalam Kerajaan Bima dalam sastra dan Sejarah)
    Sang Bima dan putri Tasi Sari Naga adalah PERSONIFIKASI dari dua orang tokoh sebenarnya. Kedua tokoh tersebut bukan orang kebanyakan., melainkan kedudukan dan atau terpandang dalam masyarakat. Tokoh laki-laki penguasa dari Jawa itu memiliki fungsi dan kekuasaan serta sikap dan kesaktian dapat disejajarkan dengan sang Bima salah seorang tokih dalam cerita oewayangan Jawa sehingga ia menyebutkan dirinya atay digelari dengan nama Sang Bima. Ua beragama Hindu. Tasi Sari Naga merupakan lambang seorang putri DARI PENGUASA SETEMPAT atau NCUHI, kepercayaan asli Bima toteusme (lambang naga)
    Selanjutnya, kitab Bo menerangkan :
    Pada tahun 823 H (bertepatan dengan tahun 1420. pen) Indra Zamrud dan Undra Komala tiba di Bima melalui TELUK CEMPI DI SEBELAH SELATAN DOMPU. Kedua saudara putra sang Bima ini datang dengan rombongan besar.....
    Nama Bima dipergunakan untuk mengabadikan nama sang Bima, tokih sejarah ini yang berasal dari luar daerah. Ia dinyatakan sebagai raja pertama Bima. Wilayah yang dikuasai Bima dusebut dengan kerajaan Bima.
    (Abdullah Tajeb, BA dalam Sejarah Bima Dana Mbojo).

    Sejarah Bima DANA Mbojo
    dou atau masyarakat kerajaan Bima dulunya.
    dou Dimpu adalah dou atay masyarakat kerjaan Dompu dulunya.
    Dou 'Dompu atau ORANG DOMPU dan dou Mbojo atau ORANG BIMA, MEMILIKI BAHASA, ADAT dan AGAMA YANG SAMA.
    dou'Dompu-Mbojo berasal dari RUMPUN yang sama.
    Penamaan suku bukan karena DOMINASI JUMLAH (LEBIH BANYAK) tapi dari ciri RAS YANG SAMA.
    Demikian ....
    Salam SERUMPUN 'Dompu-Mbojo
    atau kalau bahasa Indonesianya DOMPU-BIMA.


    ReplyDelete
  23. Kebetulan dalam forum dialog ini ada hadir budayawan hebat Bima.
    Bahwa Henri Chamert-Loir dalam buku KERAJAAN BIMA DALAM SASTRA DAN SEJARAH menulis :
    Satu hal lain harus dibicarakan dalam rangka bentuk Jawa-Hindu dari mitos itu, yaitu nama Bima sendiri. Nama tersebut yang ABAD KE-14 atau lebih awal lagi, menunjukkan bagian timur pulau Sumbawa serta ibu kotanya, sebenarnya nama asing. Orang Bima memakai nama Mbojo : umpamanya "bahasa Bima" dan "orang Bima" disebut nggahi mbojo dan dou Mbojo. Tidak diketahui sebabnya orang asing (rupanya dari Jawa) memberikan nama "Bima" kepada daerah itu. Barangkali nama tersebut patut dihubungkan dengan kultus tokoh Bima yang berkembang di Jawa Timur oada akhir zaman Majapahit (hlmn. 69).

    Abdullah Tajeb. BA, 1995 dalam SEJARAH BIMA DANA MBOJO menulis : Kerajaan Bima, sekarang disebut Kabupaten Daerah Tingkat II Bima MEMPUNTAI DUA MACAM NAMA yaitu BIMA DAN MBOJO, DIPERGUNAKAN SEJAK KERAJAAN INI LAHIR. Nama Bima dipergunakan bila menyebut daerah ini dalam bahasa Indonesia atau asing. Sedangkan Mbojo dipergunakan bila menyebutnya dalam bahasa daerah, yakni bahasa Bima. PENENTUAN TERSEBUT MERUPAKAN KESEPAKATAN YANG TIDAK BOLEH DIRUBAH.
    Sebagai contoh :

    TANAH bima ....DANA Mbojo
    BAHASA bima....NGGAHI Mbojo
    ORANG bima.....DOU Mbojo
    dst ...
    (Hlmn. 41)
    Beliau juga menulis :
    Secara historis ORANG BIMA atau DOU MBOJO dubagi atau DUA KELOMPOK, yakni PENDUDUK ASLI dan PENDUDUK PENDATANG.
    KELOMPOK PENDUDUK ASLI DISEBUT DOU DONGGO. KELOMPOK KEDUA YANG LAZIM DISEBUT ORANG BIMA atau DOU MBOJO menghuni kawasan pesisir pantai dan merupakan suatu ras bangsa campuran dengan orang Bugis-Makassar ...
    Selamjutnya jelas beliau (hlmn. 38) :
    Dengan demikian orang Donggo merupakan gambaran pola pikir orang Bima, sebelum datangnya pemukim di pesisur pantai yang beragamma Islam. Oleh karena itu orang donggo dengan kebudayaannya MERUPAKAN GENERASI PEWARIS KEBUDAYAAN ORANG BIMA YANG TERTUA DAN SESUNGGUHNYA
    Selanjutnya di halmn 35 beliau menulis tentang Bahasa Bima yang dibagi menjadi dua kelompok :

    1. Bahasa BIMA LAMA, yaitu Bahasa Donggo, Tarlawi dan Kolo.
    2. BAHASA BIMA BARU lazim disebut dengan Nggahi Mbojo. Bahasa Bima Baru dipergunakan oleh masyarakat umum di Bima sebagai bahasa ibu. Bahasa Bima baru dipergunakan oleh MASYARAKAT DOMPU sebagai bahasa ibu. Khusus bagi OENGGUNA BAHASA BIMA KAMA maka Bahasa Bima Baru berfungsi sebagai BAHASA PENGANTAR GUNA BERKOMUNIKASI DENGAN DI LUAR KALANGAN MEREKA.

    Dari itu semua baoak yth, tudak ada sama sekali dari kedua buku itu KAITANNYA yang disebut dou Mbojo dengan dou Dompu. Jadi kesimpulannya dou Mbojo itu ada masyarakat yang mendiami kerajaan Bima.
    Tentang bahasa jelas disebut terdapat BAHASA ASLI BIMA BAHASA DONGGO, sehingga pertanyaan saya DARI MANA BAGIMANA TERJADINYA BAHASA BIMA BARU ITU JIKA ASAL PENDUDUK MBOJO BERASAL DARI BUGIS-MAKASSAR yang berbahasa Bugus tentunya, jika berdasar penjelasan bp Abdullah Tajeb.
    Artinya.... HARUS ADA KELIMPOK MASYARAKAT YANG MEMBAWA BAHASA BIMA BARU ITU YANG IKUT DATANG MENETAP DI DAERAH PESISIR PANTAI itu SELAIN ORANG BUGIS-MAKASSAR.

    Tidak sulit mencaru jawabannya :
    Henri Chambert-Loir mennguraikan dalam buku KERAJAAN BIMA Dalam SASTRA DAN SEJARAH, hlmn. 72 :
    Sebuah tema dasar lain ialah perselisihan antara kedua saudara.
    Dakam CERITA ASAL versi naskah B, Indra Komala gaib, tetapi dalam versi lain dia menjadi asal keturunan WANGSA RAJA Dompu.
    SEJAK KESAKSIAN SEJARAH YANG PALING TUA, YAITU SEJAK ABAD 14, PENDUDUK SUMBAWA BAGIAN TIMUR TERBAGI ATAS DUA KERAJAAN, YAITU DOMPU DAN BIMA.
    ada kemungkinan mitos cerita asal mencerminkan perselisihan asal antara kedua suku itu.
    Selanjutnya PENDUDUK kerajaan Dompu lazim disebut ORANG DOMPU (dou 'Dompu), dan PENDUDUK kerajaan Bima lazim disebut ORANG BIMA (dou Mbojo).









    ReplyDelete
  24. Nah jika kita berpijak pada apa yang diuraikan Henri Chamber-Loir, SEBAGIAN PENDUDUK yang akhirnya menjadi WARGA KERAJAAN BIMA YANG LAZIM DISEBUT DOU MBOJO, inilah YANG MEMBAWA BAHASA BIMA BARU ITU KE BIMA.
    Bandingkan dengan definisi yang menyatakan SUKU/DOU MBOJO BERASAL DARI BUGIS-MAKASSAR yang berassumilasi dengan WARGA SETEMPAT (DONGGO), yang seharusnya BERBAHASA BUGUS-DONGGO, namun MENGAPA BAHASANYA SAMA DENGAN DOU DOMPU. ???
    Pendapat orubadi saya juga, aoa tang diuraikan oleh HCL lebih busa diterima, ASAK USUL KESAMAAN DOMPU BIMA INI DARI OEROECAHAN PENDUDUK SUMBAWA BAGIAN TIMY IT, yang berardi KEDUA KELIMPOK PENDYDUK BERHAK ATAS BAHASA IBUNYA, dan kairannya dengan OENAMAAN BAHASA, tidak menjadi masalah sebenar ORANG DOMU MENAMAKAN BAHASA DOMPU DAN ORANG BIMA MENAMAKANNYA DENGAN BAHASA BIMA.
    Selanjurnya kaitannya dengan NAMA KELIMPOK ETNUK, yang menjadi permasalahannya, DOU AUKU SUKU AUKU ngarana OENDUDUK TANG BELUM TERBAGI MENJADI DOMPU BIMA itu
    Jika bapa/ibu menamakannya dengan MBOJO, itu baru TERWAKILI SATU KELOMPOK PENDUDUK YAITU MBOJO AJA.
    Untuk mewakili KEDUA KELOMPOK OENDUDUK OENYEBUTAN SUKU ITU HARYS MEWAKILI KEDUA KELOMPOK, yaitu 'DOMPU-MBOJO. Demikuan pula dengan oenyebutan bahasa SUPAYA TUDAK TERKESAN ADA DOMINASI DALAM HAL INI dan mengacu pada HISTORIOGRAFINYA.

    Demikian... .
    Sakam SERUMPUN
    Semoga apa yang saya sampaikan bisa mengakhiri klaim mengklaum etnis ini

    ReplyDelete
  25. APA PERBEDAAN BAHASA BIMA DAN BAHASA DOMPU. ???
    pertanyaan bagus pak.
    Pertanyaannya ini justru MENJADI JAWABAN dari klaim mengklaum bahasa ini.

    Saat masyarakat Bima datang sebagai Oemboying ke Dompu di tahun 1934 yang dikatakan SEBAGAI OENYEBAR BAHASA BIMA atau NGGAHI MBOJO ke Dompu apakah ADA PERBEDAAN BAHASA BIMA atau NGGAHI MBOJO itu dengan BAHASA YANG DIOAKAI DOU DOMPU SEBELUMNYA. Jawabannya TIDAK ADA, kecualu beberapa ustilah yang berbeda. MENGAPA?
    Kembali ke catatan Zollinger, tahun 1847 itu, BAHWA ORANG DOMPU DAN BIMA DALAM BAHASA, ADAT, bahkan AGAMA ADALAH SAMA.
    Artinya pak ......
    Orang Dompu SUDAH MENGGUNAKAN BAHASA YANG SAMA yaitu yang disebut NGGAHI MBOJO itu atau yang orang Dompu juga mengatakannya sebagai BAHASA ORANG DOMOY, yang digunakannya sejak leluhurnya yang telah mendiami wilayah Dompu sejak 2.500 tahun SM, hasil riset Balai Arkeolog atas benda-benda purbakala sisa kehidupan masa neolitik dou Dompu.
    Santabe bapak yang ingin bukti hasil riset arkeolog, klik di FORUM ARKEOLOG atau baoak ketik ARKEOLOG DOMPU.
    Jika nggahi Mbojo ini benar diserap oleh dou Dompu, sebagai indikasi dou asli Dompu yang masih tersisa 3.200 jiwa sebelum migrasi masyarakat Bima mesti memiliki BAHASA YANG BERBEDA, seperti hal orang DINGGO, KOLI, SAMBORI, dan KORE.
    Faktanya Bimalah yamg memiliki BAHASA ASLI SEBELUM BAHASA BIMA BARU INI ADA.
    Bukankah begitu LOGIKAnya pak ?

    Jadi pak, TIDAK ADA BAHASA LAIN YANG DIPERGUNAKAN OLEH DOU DOMPU sebagai INDIKASI bahwa dou DOMPU MENYERAP BAHASA DARI MASYARAKAT LAIN.
    Dan satu lagi pak faktanya, secara ADMINISTRASI, di CATATAN HARIAN KESULTANAN DOMPU ERA MUHAMMAD TAJUL ARIFIN, PENULISAN BAHASA DAERAH ADALAH DENGAN ISTILAH BAHASA DOMPU.
    Dari DATA inu menjadi pertanyaan, SEJAK KAPAN NAMA BAHASA DIMPU BERUBAH MENJADI BAHASA BIMA.

    Dilihat dari Historiografinya, seperti uraian Henri Chambert-Loir, yang menyatakan terjadi PEMBAGIAN PENDUDUK SUMBAWA BAGIAN TIMUR menjadi kerajaan Dompu dan Bima. Bukankah ini adalah JAWABAN DARI SEMUA INI pak ?
    Bahwa SEBAGIAN PENDUDUK YANG MENJADI MASYARAKAT BIMA MEMBAWA SERTA BAHASANYA DAN MENAMAKANNYA DENGAN BAHASA BIMA ATAU NGGAHI MBOJO.
    DAN SEBAGIAN LAGI PENDUDUK YANG MENJADI MASYARAKAT KERAJAAN DOMPU BERHAK JUGA ATAS BAHASANYA DAN MENAMAKANNYA SEBAGAI BAHASA DOMPU ?

    Aoakah DOMINASI JUMLAH JIWA menjadikannya LEBIH BERHAK ATAS BAHASA 'NDAI' ini. ?

    Demikian,
    Semoga menjadi renungan kita
    Mohon maaf apabila terdapat perbedaan pendapat

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,