Suku Saisiyat, Formosa, Taiwan

Suku Saisiyat, adalah merupakan salah satu suku penduduk asli Formosa, Taiwan. Populasi orang Saisiyat adalah sebesar 5.600 orang tahun 2000. Orang Saisiyat merupakan kelompok etnis terkecil yang terdapat di Taiwan.

nama lain:  Saiset, Seisirat, Saisett, Saisiat, Saisiett, Saisirat, Saisyet, Saisyett, Amutoura, atau Bouiok
bahasa: Saisiyat
kelompok bahasa: Austronesia

pemukiman orang Saisiyat
Orang Saisiyat mendiami Taiwan Barat, berada di daerah perbatasan antara kabupaten Hsinchu dan Miaoli county. Pemukiman orang Saisiyat terbagi menjadi cabang utara (Wufong di daerah Hsinchu pegunungan) dan cabang selatan (Nanya dan Shitan di dataran tinggi Miaoli). Kelompok yang terbagi ini walaupun menggunakan bahasa yang sama, tapi memiliki dialek yang berbeda. Bahasa orang Saisiyat juga dikenal sebagai bahasa Saisiyat.

Festival Ailing
(huayuworld)
Orang Saisiyat memiliki suatu festival yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali, yaitu Festival Ailing di Pasta'ai. Acara festival ini sering digelar di 2 lokasi, yaitu di desa Da'ai, Wufeng Township, Xinzhu County, dan yang lainnya di Nanzhuang, Miaoli County. Festival ini merupakan suatu tradisi yang mereka amalkan sejak zaman nenek moyang mereka. Dalam kegiatan festival ini diisi dengan para penari, beberapa dengan perlengkapan belakang dengan manik-manik dan logam lonceng, keluar, bergerak dan nyanyian serempak.
generasi muda Saisiyat
(laorencha)
Para penari masuk busur atau lingkaran, kadang-kadang lambat, kadang cepat. Ketika mereka pergi dengan cepat, mereka sering terburu-buru ke tengah dan nyanyian semangat sebelum mengipasi keluar lagi.
Upacara Ailing adalah salah satu yang paling penting dari upacara orang Saisiyat. Lagu-lagu upacara, kaya dalam isi sastra, yang dinyanyikan oleh seluruh peserta upacara dan disertai dengan tarian. Menyanyi dan menari adalah karakteristik yang sangat khusus dari Upacara Ailing.

Menurut cerita legenda Saisiyat, dahulu di wilayah ini pernah hidup suku Ta'ai yang berkulit gelap, yang bermukim dekat wilayah orang Saisiyat. Kedua kelompok awalnya ramah, tapi setelah beberapa waktu, orang Ta'ai mulai menculik perempuan-perempuan Saisiyat, serta mencuri makanan. Karena kejadian ini membuat orang Saisiyat marah, dan langsung menyerang serta membunuh orang Ta'ai. Tapi akibat serangan tersebut, orang Ta'ai yang menguasai ilmu sihir mengutuk Saisiyat, yang kini harus melaksanakan Upacara Ailing sebagai korban pada akhir musim panen untuk menebus pembantaian.
Para antropolog berkesimpulan bahwa suku Ta'ai dulu pernah hidup di masa Taiwan kuno, dan orang Saisiyat memusnahkan mereka, dan yang tersisa diperkirakan lari keluar dari pulau Formosa ke daerah lain. Menurut legenda Saisiyat, orang Ta'ai, seperti suatu komunitas makhluk magis sebagai klaim legenda Saisiyat, tapi sangat mungkin secara historis bahwa orang Ta'ai pernah ada.

Orang Saisiyat memiliki nama keluarga yang unik. Mayoritas nama-nama berasal dari tumbuhan, hewan dan fenomena alam lainnya, seperti "Feng" (angin) menandakan "anak angin", "Gen" berarti akar pohon dan "Xia" menunjukkan "pelatihan" atau "pengeboran", "Xie" berarti "kepiting", "Ri" atau "Sun" menandakan bahwa pembawa nama ini merupakan keturunan dari pahlawan yang ditembak jatuh 8 matahari dan "Zhang" berarti "kamper pohon".

Pada masa awal, orang Saisiyat memiliki kepercayaan agama ethnic. Saat ini sebagian besar orang Saisiyat memeluk agama Kristen, terutama Katolik Roma, kemudian diikuti dengan Protestan dan denominasi Kristen lainnya.


sumber:
artikel lain:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,