Suku Dayak Melahoi

suku Dayak Melahoi
"memainkan alat musik Rabab"
(kebudayaan-dayak.org)
Suku Dayak Melahoi (Malahui), berdiam di kecamatan Serawai yang tersebar di dusun Mentibar, dusun Sungai Garong, dusun Laman Gurung, dusun Melako Kanan serta di desa Gunung Sengiang, desa Bedaha (dusun Batu Seladang, dusun Nanga Seladang, dusun Nanga Seguyang, dusun Laman Randu dan dusun Laman Krangan). Kata Melahoi merupakan sebuah nama sungai yang kini disebut sungai Melawi.

Orang Melahoi ini juga tersebar di beberapa daerah di sepanjang aliran Sungai Melawi beserta anak sungainya. Terutama bermukim di Kecamatan Serawai yaitu di Desa Tontang dan Pagar Lebata. Di Kecamatan Menukung yaitu di Desa Nanga Melona dan Nanga Mawang Mentatai.

Orang Melahoi juga terdapat di Kecamatan Ella Hilir ada di Desa Nanga Kalan dan beberapa tempat di dalam Sungai Ella Hilir. Di dalam Sungai Ella mereka berbaur dengan orang Pangin dan Uud Danum yang ada di situ. Populasi orang Melahoi diperkirakan sekitar 5.507 jiwa, terdiri dari 2.470 di Kecamatan Serawai, 1.291 jiwa di Kecamatan Menukung, dan 1.726 di Kecamatan Ella Hilir dan sekitar 20 jiwa di Kecamatan Ambalau (data kecamatan dan desa 1998).

Jika mereka bertemu dengan orang Dohoi Uud Danum maka mereka akan berkomunikasi menggunakan bahasa Dohoi Uud Danum. Sebagian besar dari mereka bisa berbahasa Uud Danum. Sering juga ada kasus kedua penutur bahasa ini masing-masing memakai bahasanya sendiri, yaitu orang Dohoi berbahasa Dohoi dan orang Melahoi berbahasa Melahoi, tetapi mereka saling mengerti apa yang diucapkan.

Rumah penduduk masyarakat suku Dayak Melahoi adalah rumah tunggal yang dibangun berderet sepanjang jalan di kampung mereka. Biasanya pemukiman mereka tidak jauh dari sungai besar (sungai Melawi) dan sungai-sungai kecil lainnya. Kondisi ini sudah lama berlangsung, karena sungai adalah merupakan satu-satunya sarana transportasi antar kampung maupun menuju ke kota kecamatan dan kota kabupaten.

Suku Dayak Melahoi bertahan hidup dengan mata pencaharian utama adalah berladang, menyadap getah pohon karet, berkebun sayur-sayuran, menangkap ikan, berburu binatang liar di hutan, mencari kayu di hutan untuk dipakai sendiri atau dijual. Masyarakat Dayak Melahoi tidak semata-mata hidup dengan cara-cara sederhana dan tradisionil, tetapi mereka juga banyak yang bekerja sebagai pegawai negeri, guru, karyawan swasta bahkan jadi pedagang. Untuk tambahan penghasilan mereka juga beternak ayam, babi, ikan, sapi yang bisa dikonsumsi sendiri ataupun untuk dijual.

sumber
:

  • mozaik dayak
  • agustinusmualang.blogspot.com
  • kebudayaan-dayak.org
  • kecserawai.blogspot.com
  • wikipedia
  • dan sumber lain

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,