Suku Dayak Bakati'

suku Dayak Bekati'
Suku Dayak Bakati' (Bekati'), tersebar di 7 kampung, yang berada di wilayah kabupaten Bengkayang dan kabupaten Sambas provinsi Kalimantan Barat..

Pada masa lalu suku Dayak Bakati' juga terkenal dengan tradisi "kayau" atau "mengayau". Nenek moyang mereka berasal dari Pemagen (panglima pemenggal kepala) yang hidup beranak pinak di Segiring. Nenek moyang mereka ini bernama Roda Dua Mansa, yang memperanakkan Supai Ma Upi, Sadani Ma Ngaji dan Santak Ma Batakng. Konon, dari keluarga inilah, selanjutnya yang menjadi cikal bakal orang Dayak Bakati’.

Rumah Betang tidak ada lagi dalam masyarakat adat suku Dayak Bakati', yang menjadi kebanggaan dan ciri khas suku Dayak serta menjadi gambaran keadaan sebuah kampung suku Dayak. Saat ini masyarakat suku Dayak Bakati tinggal di perkampungan yang terdiri dari rumah-rumah panggung, bahkan rumah berdinding semen, jendela kaca, bahkan sudah berhiaskan parabola. Perkampungan masyarakat suku Dayak Bakati', sepertinya telah menjalani proses gaya hidup modern.

Nyabakng
tradisi adat suku Dayak Bekati'
(banuadayak.wordpress.com)
Ritual yang populer dalam masyarakat Dayak Bakati' adalah ritual Nyabangk, yakni ritual upacara adat menutup siklus tahun perladangan yang lama dan membuka tahun perladangan yang baru. Bagi masyarakat adat Dayak Bakati’  padi dan beras bukanlah semata-mata komoditas semata, melainkan berkat Jebata (Tuhan Sang Pencipta) yang harus disyukuri.
Padi dan beras adalah sumber kehidupan masyarakat Dayak Bakati’. Seluruh proses produksi padi berada dalam campur tangan Jebata yang harus dipandang sebagai rangkaian perjalanan hidup. 

Urutan acara ritual produksi padi pada tradisi adat suku Dayak Bakati': 
  • matuk (meminta izin untuk menggarap ladang baru), 
  • numa (membersihkan belukar di areal ladang), 
  • nabet (menebang pohon), 
  • najak (memotong cabang pohon yang tumbang dijadikan hamparan), 
  • nyauk (mengeringkan pohon yang ditebang dan siap dibakar), 
  • ngeraih (membuat pembatas api di sekeliling ladang), 
  • natak (membakar), 
  • nyabiong (menempatkan semangat padi)
  • nyabangk (upacara adat tutup tahun sebagai suatu kronologis penting dalam siklus aktivitas perladangan hidup mereka)

Punggo
rumah keramat suku Dayak Bekati'
(dalandobakati.blogspot.com)
Dalam pelaksanaan ritual ini, para tua-tua adat yang terdiri dari Amak Sabangk dan Amak Gandangk serta anggota masyarakat yang merayakanya memberi makan roh-roh Pemagen dengan sesaji yang terdiri dari : daging, darah, kepala, hati (anjing, babi, ayam), beras kuning, beras pulut, nasi panggang, lambang (lemang), sirih, pinang, kapur, gambir, besi, tembako, air tawar, tepung beras, tumpi, ketupat, telur ayam kampung, kundur, timun, ampa padi, lenjuang, pelangkang, tapai tuak, tuak jandungk, nasi buis, pekasam babi hutan, udang, ikan, kepiting, siput, daun durian dan langsat, batang pisang, ratih padi, biji timun dan nasi sungki serta apar.

Salah satu benda misteri suku Dayak Bakati' adalah "Punggo", sebuah rumah kecil yang berukuran lima kali lima meter. Dalam Punggo ini berisi sekitar tiga puluh tengkorak manusia yang disimpan dalam tiga keranjang di dalam Punggo. Tengkorak-tengkorak itu dikumpulkan oleh puak-puak Dayak Bakati’ sebelum tradisi mengayau pada masyarakat Dayak dihentikan tahun 1894 pada Perjanjian Damai Tumbang Anoi yang di prakarsai oleh Pemerintah Kolonial Belanda di Kalimantan Tengah (Edi Petebang, 2005).
Dua tengkorak dikenali sebagai Senyarong Kijang dan Sumang Manyurut. Tengkorak Senyarong Kijang adalah seorang perempuan digdaya dijamannya berasal dari Sempauk, namun kalah oleh kedigdayaan Sudung Ma Pancer. Sedangkan Sumang Manyurut seorang lelaki pemberani dan perkasa berasal dari Siding yang takluk di kayau Santak Ma Batangk asal Segiring.

Suku Dayak Bakati, memiliki beberapa sub suku yang tersebar di wilayah Kalimantan Barat hingga sampai ke wilayah Malaysia:
  • Dayak Bakati' Riok, 
  • Dayak Bakati' Rara (Sara), 
  • Dayak Bakati' Kuma/ Sengayan, 
  • Dayak Bakati' Kanayatn Satango, 
  • Dayak Bakati' Subah/ Lampahuk, 
  • Dayak Bakati' Sebiha', 
  • Dayak Bakati' Palayo/ Ba-Inyam, 
  • Dayak Bakati' Rara, 
  • Dayak Bakati' Taria', 
  • Dayak Bakati' Lape, 
  • Dayak Bakati' Payutn, 
  • Dayak Bakati' Lumar
  • Dayak Bakati' Tambang Laut (Sambas)
Dalam bertahan hidup, orang Dayak Bakati' sebagian besar hidup dalam budidaya pertanian seperti bertanam padi ladang, karet, jagung dan lada. Selain itu berburu dan mengumpul hasil dari hutan juga tetap dijalani oleh sebagian kecil dari masyarakat Dayak Bakati'. Saat ini masyarakat Dayak Bakati' telah melangkah lebih maju dengan banyaknya dari mereka yang bekerja di instansi pemerintah dan juga sebagai karyawan swasta, serta menjalani hidup sebagai pedagang.


sumber:
  • word-dialect.blogspot.com
  • banuadayak.wordpress.com
  • Edi Petebang, Dayak Sakti, Pengayauan, Tariu, Mangkok Merah, Pontianak, Institut Dayakologi, cetakan ke 3, 2005.
  • dalandobakati.blogspot.com
  • huma.or.id
  • wikipedia
  • dan sumber lain

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,