Suku Dayak Basap

suku Dayak Basap
(anaksemanget.blogspot.com)
Suku Dayak Basap, adalah salah satu suku dayak Kalimantan Timur. Suku Dayak Basap mendiami kabupaten Berau, kecamatan Sangkulirang Kutai Timur, dusun Segading di desa Keraitan Bengalon di Kutai Timur dan dusun Bajang Tidung di desa Sepaso Bengalon di Kutai Timur.
Suku Dayak Basap oleh peneliti dikelompokkan ke dalam bagian dari rumpun Dayak Punan.

suku Dayak Basap
(travel.detik.com)
Dahulu kala suku Dayak Basap adalah penghuni pertama yang menghuni wilayah tersebut, tetapi mereka menjadi minoritas di wilayah itu dan semakin terdesak oleh migrasi suku Kayan dari Apo Kayan dan migrasi suku Kenyah dari Usun Apau.

Orang Dayak Basap kebanyakan hidup terasing di pedalaman, mereka rata-rata memiliki kulit sawo matang dan mata agak sipit. Secara fisik dan karakter suku Dayak Basap mirip dengan suku Dayak Iban yang hidup di Kalimantan Barat dan Serawak Malaysia. Sebagian lain tinggal di goa-goa di Tanjung Mangkaliat, Bukit Hantu. Namun, tak semuanya hidup terasing. Sebagian warga Basap telah turun gunung dan menjalin hubungan dengan masyarakat luar. Mereka sering bertukar bahan makanan. Untuk mencari garam saja mereka harus menempuh perjalanan yang sulit. Mungkin karena itulah lama-kelamaan mereka keluar dari gua dan mendekati penduduk.

Pemerintah Daerah Kalimantan Timur tela membangun pemukiman untuk masyarakat Dayak Basap di Teluk Sumbang, terdapat sekitar 44 kepala keluarga yang menetap di sana, tetapi tidak semuanya mau dimukimkan di pemukiman tersebut, terkadang mereka tetap memilih tinggal di gua-gua kaki gunung dan di tengah hutan, dan hanya sesekali mendatangi pemukiman tersebut.

Suku Dayak Basap masih menjalani cara hidup nomaden, dengan cara membuka ladang di tengah hutan dan selalu berpindah-pindah tempat dengan pola tebas dan bakar. Selain itu mereka juga berburu binatang. Mereka adalah pemburu-pemburu yang piawai. Dengan senjata "suputan" atau sumpit yang bentuknya mirip tombak. Sumpit yang terbuat dari kayu ulin ini panjangnya sekitar 2,5 meter, sedangkan mata sumpitnya atau telo hanya 10 sentimeter. Di ujung telo dioleskan ito (getah beracun), pengaruh racun ini sangat kuat, dalam waktu lima menit saja hewan buruan akan mati.

pemukiman suku Dayak Basap
(us.detik.com)
Menurut adat suku Dayak Basap, pemuda dan pemudi suku Basap tak boleh ber-"silayuk" (berpacaran) lebih dari lima bulan. Setelah itu harus segera menikah, bila tak ada kabar, maka silayuk harus dibatalkan. Perkawinan Basap dilakukan di depan kepala adat dan orang tua. Nasihat perkawinan lebih merupakan anjuran untuk saling menyayangi, membantu, dan menjaga. Perkawinan mereka umumnya bersifat monogami dan mereka juga membatasi jumlah anak. Mereka pandai membuat ramuan yang bisa menghentikan kehamilan. Tapi mereka juga bisa meramu ramuan untuk menyuburkan pasangan yang sulit mendapatkan kehamilan. Karena pengetahuan mereka tentang ramuan dan obat-obatan sangat banyak, yang membuat orang Basap selalu sehat. Warga Basap yang menetap di Teluk Sumbang tetap berpegang teguh pada tradisi berobat yang diturunkan oleh nenek moyang mereka. 
Saat ini orang tua dari suku Dayak Basap telah banyak yang mulai menyekolahkan anak-anaknya.


sumber:
- word-dialect.blogspot.com
- majalah.tempointeraktif.com
- travel.detik.com
- dayakpost.com
- wikipedia
- dan sumber lain

1 comments:

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,