Suku Bunun, Formosa, Taiwan

suku Bunun
(public.fotki)
Suku Bunun, tidak menetap pada suatu wilayah, melainkan tersebar secara luas ke seluruh pulau Formosa Taiwan, terdiri dari sekitar 60 perkampungan. Populasi suku Bunun sebanyak 41.038 orang pada sensus tahun 2000, dengan jumlah ini suku Bunun adalah kelompok suku asli dengan jumlah terbesar keempat di Taiwan.

nama lain: Bunum, Vonum, Vunun
bahasa: Bunun
kelompok bahasa: Austronesia

Suku Bunun memiliki 5 sub suku:
- Takbunuaz,
- Takituduh,
- Takibaka,
- Takivatan,
- Isbukun

Suku Bunun bertutur dalam bahasa Bunun, yang termasuk keluarga rumpun bahasa Austronesia.

suku bunun tahun 1930
(formosatribal)
Pada masa lalu suku Bunun terkenal sebagai suku pejuang yang ganas dan suka memenggal kepala musuhnya "kayau". Mereka juga disebut sebagai "high-mountain tribes" atau "suku gunung tinggi" bersama dengan suku Atayal dan Truku (Taroko). Mereka tinggal di unit kelarga kecil di Pegunungan Tengah Taiwan dan menganggap semua yang di luar etnis mereka adalah musuh.
Suku Bunun juga terkenal karena memiliki tradisi memainkan alat musik yang hamonis disertai paduan suara yang indah.

Suku Bunun, adalah pemburu yang bergerak di pegunungan, mencari lahan perburuan baru serta melakukan tebas dan bakar pertanian. Makanan pokok mereka adalah millet dan ubi.

perempuan bunun
(vanishingtattoo)
Mongolia diyakini sebagai tempat asal usul nenek moyang suku Bunun pada 7000 tahun yang lalu, mereka mulai bergerak ke Cina bagian Selatan, tetapi karena masuknya bangsa Han yang menginvasi daerah Cina bagian Selatan memaksa mereka harus mengungsi dan suatu kelompok besar menyeberang ke Formosa Taiwan dan menempati wilayah Formosa sekarang. Diperkirakan ada beberapa kelonmpok kecil dari suku Bunun yang menyeberang ke pulau Kalimantan. Di pulau Kalimantan terdapat satu suku Dayak yang secara karakter dan bahasa berhubungan erat dengan suku Bunun, yaitu suku Dayak Banyadu. Terdapat kemiripan bahasa antara suku Bunun dengan suku Dayak Banyadu, melihat dari kemiripan ini dapatlah diperkirakan bahwa suku Dayak Banyadu memang berkerabat dengan suku Bunun di Formosa Taiwan. Hanya saja karena sudah terpisah selama ribuan tahun, maka tentu saja budaya dan adat istiadat antara kedua suku ini telah terjadi perbedaan-perbedaan sesuai dengan rentang waktu dan jarak yang mereka lalui. Sayangnya tidak ada penelitian lebih lanjut mengenai kekerabatan antara kedua suku ini.

Dalam masyarakat Bunun salah satu ritual yang populer adalah "Ritual Menembak Telinga" adalah sebuah ritual upacara dalam budaya Bunun. Ritual ini diadakan antara bulan Maret dan April, tanpa dihadiri seorang perempuan. Laki-laki dewasa akan berburu ke gunung, mencari seekor rusa. Setelah berburu para laki-laki kembali ke rumah dan menggantung bangkai rusa buruannya supaya anak-anak bisa menembak telinga binatang mati. Siapa yang berhasil menembak telinga rusa dianggap berbakat dan dianggap dewasa dan diperkenankan bergabung dengan saudara dan ayah mereka dalam perburuan.

Selama masa pendudukan Jepang mereka dipaksa untuk bergerak turun dari gunung dan terkonsentrasi menjadi beberapa desa pemukiman di dataran rendah yang tersebar di seluruh pulau. Akibatnya, pola hidup merekapun berubah dan mereka mulai menanam padi basah. Pada abad ke-20, beberapa gelombang misionaris memperkenalkan agama Kristen kepada masyarakat Bunun, dan sebagian besar orang Bunun menjadi Kristen. Gereja terbesar dalam masyarakat Bunun adalah Gereja Katolik dan Gereja Presbiterian.

sumber:
  • taitung.gov.tw
  • go2taiwan.net
  • public.fotki.com
  • dayakpost.com
  • vanishingtattoo.com
  • formosatribal.com
  • museum.org.tw
  • tacp.gov.tw
  • ethnicinchinese.wordpress.com
  • wikipedia
artikel lain:

1 comments:

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,