Suku Minahasa

Di ujung paling utara pulau Sulawesi terdapat suatu suku bangsa yang berciri fisik ras mongolloid, yaitu suku Minahasa. Diduga suku bangsa ini berasal dari Formosa Taiwan sejak ribuan tahun SM, keturunan suku bangsa Austronesia di Formosa Taiwan, yang masuk melalui Filipina dan terus ke Sulawesi. Banyak terdapat kemiripan bahasa dari bahasa Minahasa dengan bahasa-bahasa di Formosa Taiwan.

Orang Minahasa memiliki nama marga, yang dipakai di belakang nama masyarakat Minahasa. Di Indonesia bagian Tengah dan Timur nama marga biasa disebut fam, yang berarti "nama keluarga". Marga Minahasa diambil dari nama keluarga yang digunakan oleh kepala rumah tangga, dengan demikian umumnya nama anak dari sebuah keluarga akan ditambahkan nama keluarga sang ayah di belakangnya.

watu pinawetengan
Minahasa purba, diperkirakan telah ada seribu tahun sebelum Masehi. Seorang peneliti memperkirakan bahwa suku Minahasa adalah keturunan langsung dari bangsa Mongol, karena terdapat persamaan dalam menganut kepercayaan kuno, Shamanisme, seperti suku lain di Kalimantan yaitu suku Dayak dan juga Korea. Diperkirakan sejak zaman Megalith suku Minahasa telah ada dan berkembang di tanah Sulawesi bagian Utara, dan menyebar ke beberapa bagian Sulawesi Tengah. Keberadaan suku Minahasa diperkirakan telah ada ribuan tahun sebelum Masehi, sezaman dengan suku Toraja, Batak dan Dayak.

kuburan batu purba minahasa
Banyak para peneliti yang memasukkan suku Minahasa ke dalam kelompok deutromalayan (deutro malayu/ melayu muda), tapi dilihat dari sisa peninggalan sejarah yang pernah ditemukan adalah berupa "Kuburan Purba" suku Minahasa dan penemuan prasasti di atas batu ber "Aksara Malesung", yang bernama "Watu Pinawetengan", yang berusia jauh lebih tua dari prasasti-prasasti lain di Indonesia, juga "Watu Rerumeran, Watu Tiwa" dan lain-lain, menunjukkan bahwa orang Minahasa Purba telah mengalami sejarah masa lalu yang tua, sezaman dengan bangsa-bangsa protomalayan lainnya.

Budaya Minahasa yang terkenal adalah Budaya "Mapalus", yaitu suatu budaya yang berpegang pada suatu sistem atau teknik kerjasama untuk kepentingan bersama dalam budaya Suku Minahasa. Secara fundamental, Mapalus adalah suatu bentuk gotong-royong tradisional yang memiliki perbedaan dengan bentuk-bentuk gotong royong. Secara filosofis, Mapalus mengandung makna dan arti yang sangat mendasar. Mapalus sebagai Local Spirit and Local Wisdom Masyarakat Minahasa yang terpatri dan berkohesi didalamnya: 3 (tiga) jenis hakekat dasar pribadi manusia dalam kelompoknya, yaitu: Touching Hearts, Teaching Mind, and Transforming Life. Mapalus adalah hakekat dasar dan aktivitas kehidupan orang Minahasa yang terpanggil dengan ketulusan hati nurani yang mendasar dan mendalam (touching hearts) dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab menjadikan manusia dan kelompoknya (teaching mind) untuk saling menghidupkan dan mensejahterakan setiap orang dan kelompok dalam komunitasnya (transforming life). Menurut buku, The Mapalus Way, mapalus sebagai sebuah sistem kerja memiliki nilai-nilai etos seperti, etos resiprokal, etos partisipatif, solidaritas, responsibilitas, gotong royong, good leadership, disiplin, transparansi, kesetaraan dan trust.

tari cakalele minahasa
Bangsa Minahasa Purba, pertama kali dikenal dengan nama Battacina pada masa ribuan tahun sebelum masehi, yang hidup dengan cara-cara nomaden, berkelana di rimba Sulawesi. Mereka memiliki ras mongoloid, berkulit kuning sampai coklat, rambut lurus dan tinggi sedang. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil, yang menggunakan bahasa paling sederhana. Seiring berkembangnya waktu, mereka mulai berhubungan dengan bangsa-bangsa lain di Sulawesi Tengah yang juga sudah ada penduduknya, tapi beberapa suku di Sulawesi Tengah banyak yang memiliki ras weddoid dan polinesia, berkulit gelap dan rambut ikal bergelombang dan badan kekar. Diperkirakan pertemuan mereka dengan suku-suku lain di Sulawesi Tengah terjadi perselisihan dan peperangan. Selain bahasa yang tidak nyambung, pada masa itu mereka adalah bangsa yang suka berperang. Karena terjadi perselisihan mereka bergerak ke arah Sulawesi bagian utara  Mereka menemukan tempat di daerah pegunungan yang mirip dengan tempat asal mereka dahulu di dataran tinggi Yunnan di China Selatan dan Formosa Taiwan, yaitu di gunung Wulur-Mahatus. Di tempat inilah mereka merubah identitas mereka dengan nama Malesung. Di sinilah awal perjalanan mereka sebagai suatu kelompok suku Minahasa Tua yaitu Malesung. Karena berkembangnya suku Malesung ini, maka jumlah mereka bertambah banyak, sehingga mereka terpecah menjadi banyak suku yang tersebar-sebar ke seluruh wilayah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Hanya saja waktu terjadinya musyawarah di Watu Pinawetengan, hanya dihadiri oleh 3 suku saja. Apabila ditelusuri berdasarkan bahasa, sebenarnya banyak keturunan-keturunan suku Malesung (Minahasa Tua) yang berada di Sulawesi Tengah, hanya saja karena telah terpisah ribuan tahun, sehingga garis asal-usul mereka tidak dapat ditelusuri lagi.

Menurut Jessy Wenas, bahwa ada 3 suku yang berpartisipasi dalam musyawarah di Watu Pinawéténgan. Dikatakan musyawarah adat pembagian di Watu Pinawetengan terjadi pada zaman Malesung, sekitar abad ke-7, orang Minahasa masih terdiri dari 3 sub-etnik besar, yaitu:
  • Tountewoh
  • Tombulu
  • Tongkimbut

Disebut oleh Jessy Wenas, ada 3 suku yang berpartisipasi, berarti kemungkinan besar masih ada beberapa suku lain yang tidak ikut dalam musyawarah di Watu Pinawetengan tersebut.

Sedangkan menurut pendapat Dr. J.P.G. Riedel, sekitar tahun 670, Musyawarah di Watu Pinawetengan membagi wilayah Minahasa berdasarkan 4 anak suku, yaitu:
  • Tountewoh
  • Tombulu
  • Toulour
  • Tompakewa

Pada masa zaman Malesung (Proto Minahasa/ Minahasa Tua), keturunan Toar dan Lumimuut, yang awalnya hanya terdiri dari 1 Taranak (Kelompok Masyarakat), yang berdiam di pegunungan Wulur-Mahatus, dibagi menjadi 3 Taranak, yaitu: 
  • Makarua Siouw   , sebagai pengatur ibadah dan adat
  • Makatelu Pitu      , yang terkuat, sebagai pengatur pemerintahan
  • Pasiowan Telu    , menjadi rakyat biasa

Makatelu Pitu sebagai Taranak yang terkuat, dan berhak memegang pemerintahan pada seluruh Wanua, yang terdiri dari:.
    • Tombulu
      • Tombariri
      • Tomohon (Tou Muung)
      • Sarongsong
      • Kakaskasen
      • Ares
      • Kalawat Atas (Klabat Atas)
      • Kalawat Wawa (Klabat Bawah)
      • Likupang.

    Di luar suku-suku di atas, yang berasal dari daerah lain, tapi tergabung dalam kelompok Minahasa, yang tidak ikut serta dalam musyawarah di Watu Pinawetengan, adalah:
    • Bantik(datang dari Sulawesi Tengah, nenek moyang juga berasal dari Toar-Lumimuut)
    • Babontehu, (datang dari Moro-Mindanao, nenek moyang juga berasal dari Toar-Lumimuut))
    • Borgo, (berasal dari keturunan campuran Minahasa - Portugis-Spanyol-Belanda)
    dan,
    • Tou Ure,  tinggal menetap di pegunungan Wulur - Mahatus. "Tou Ure" berarti "orang lama".
    • Keturunan Opok Suawa, pergi ke wilayah Gorontalo

    Saat ini, yang diakui sebagai suku besar Minahasa, adalah:
    1. Tountemboan
    2. Tombulu
    3. Tonsea
    4. Toulour / Tondano
    5. Tonsawang - Tombatu
    6. Bantik
    7. Ponosakan
    8. Pasan dan Ratahan (Bentenan)
    9. Babontehu
    10. Borgo

    Mayoritas masyarakat suku Minahasa beragama Kristen. Mereka memiliki hubungan erat dengan negara barat. Hubungan pertama dengan orang Eropa terjadi saat pedagang Spanyol dan Portugal tiba di sana. Saat orang Belanda tiba, dan memperkenalkan agama Kristen ke seluruh masyarakat Minahasa. Agama Kristen tumbuh dengan kuat dalam kehidupan masyarakat suku Minahasa. Setiap perkampungan memiliki beberapa bangunan gereja.

    Bahasa di Minahasa:

    bahasa di Minahasa













    Dalam sejarah Minahasa, hanya satu Taranak yang menurunkan suku-suku di Minahasa, yaitu Taranak Makatelu Pitu. Sedangkan untuk 2 Taranak lainnya, seperti Taranak Makarua Siouw dan Pasiowan Telu tidak diketahui sejarah kelanjutannya.

    Istilah-istilah penting dalam suku Minahasa:
    • walian         : pemimpin agama / adat serta dukun
    • tonaas         : ahli di bidang pertanian, kewanuaan dan dipilih menjadi kepala walak
    • teterusan     : panglima perang
    • potuasan     : penasehat
    • wanua         : wilayah pemukiman besar/ utama
    • taranak       : kelompok suku besar
    • pakasa'an  : anak suku
    • walak          : klan, atau suku kecil di bawah pakasa'an
    • fam              : nama keluarga (marga)
    sumber:
    sumber lain dan foto:
    baca juga:

    1 comments:

    1. KISAH NYATA..............
      Ass.Saya ir Sutrisno.Dari Kota Jaya Pura Ingin Berbagi Cerita
      dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
      saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
      saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
      internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya di kasih solusi,
      awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
      sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
      Kanjeng di nmr 085320279333 Kiyai Kanjeng,ini nyata demi Allah kalau saya tidak bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.

      KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
      BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!

      ((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))

      Pesugihan Instant 10 MILYAR
      Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :

      Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
      Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
      dll

      Syarat :

      Usia Minimal 21 Tahun
      Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
      Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
      Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
      Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda

      Proses :

      Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
      Harus siap mental lahir dan batin
      Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
      Pada malam hari tidak boleh tidur

      Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :

      Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
      Ayam cemani : 2jt
      Minyak Songolangit : 2jt
      bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt

      Prosedur Daftar Ritual ini :

      Kirim Foto anda
      Kirim Data sesuai KTP

      Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR

      Kirim ke nomor ini : 085320279333
      SMS Anda akan Kami balas secepatnya

      Maaf Program ini TERBATAS

      ReplyDelete

    Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
    Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
    Salam dan terimakasih,