Suku Enggano

Suku Enggano, adalah penghuni asli pulau Enggano dan empat pulau di sekitarnya, adalah pulau-pulau di sebelah barat Sumatra, sebagaimana suku Mentawai dan suku Nias, mereka adalah pembawa budaya Proto Malayan.
Berada di pulau sebelah barat Sumatra dan berseberangan dengan kota Bengkulu dan masuk dalam wilayah propinsi Bengkulu.
.

Suku Enggano terdiri dari 5 puak (sub suku), yaitu :
- Kauno
- Kaitora
- Kaohoa
- Kaarubi
- Kaaruba
Kelima puak ini menggunakan bahasa yang sama.


Asal Usul
sedang melakukan upacara adat
Kisah asal usul menurut cerita rakyat enggano secara turun temurun, adalah berasal dari dua orang pertama yang bernama Kimanipe dan Manipah.
Beberapa peneliti beranggapan suku Enggano termasuk ke dalam rumpun Proto Malayan. Menurut sebuah situs yang cukup populer Joshua Project, suku Enggano dikelompokkan ke dalam People Cluster Batak-Nias of Sumatra. Menurut beberapa peneliti justru terjadi kedekatan antara suku Enggano dengan suku Shompen di Nicobar, karena terdapat kesamaan fisik, kebiasaan hidup dan juga dari segi bahasa.
.
Rumah Adat
Yubuaho
(rumah adat Enggano)
Suku enggano mempunyai rumah adat yang bernama Yubuaho. Rumah adat ini bertingkat dua, berbentuk segi delapan, biasanya berada pada puncak bukit untuk memudahkan pengintaian terhadap musuh.
.
Garis Keturunan
Suku enggano menetapkan perempuan sebagai pewaris suku dan sebagai garis keturunan (matrilineal). Nama marga suku diwariskan berdasarkan marga ibu. Suku Enggano menciptakan garis keturunan matrilineal mungkin karena seringnya terjadi peperangan antar suku dan kegiatan dari para lelaki suku ini.
Segala bentuk warisan berupa harta tidak bergerak seperti rumah dan tanah diwariskan kepada anak perempuan, sedangkan anak laki-laki hanya diwariskan peralatan pertanian dan senjata tajam. Tetapi jabatan kepala keluarga dan kepala suku tetap dipegang oleh laki-laki.

Jumlah Penduduk
Pada tahun 1866 jumlah penduduk suku Enggano sebanyak 6.420 jiwa. Tetapi pada tahun 1884 terjadi penurunan drastis, jumlah penduduk hanya 840 jiwa. Pada masa itu wabah penyakit menyerang perkampungan suku Enggano, itulah yang disinyalir penyebab penurunan drastis jumlah penduduk suku Enggano, selain akibat seringnya terjadi peperangan antar suku.

Kelima suku Enggano mengangkat Pabuki sebagai koordinator dari kelima suku. Pabuki merupakan orang yang sangat dihormati dan kata-katanya sangat dipatuhi dan dihormati dalam setiap musyawarah adat.

diolah dari berbagai sumber

baca juga:

- kamus bahasa Enggano

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,